BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Pada saat ini listrik belum bisa dialirkan ke seluruh pelosok negeri ini. Hal ini terjadi akibat masih banyaknya daerah yang jauh dari kota dimana tempat listrik pusat diaruskan. Kejadian inilah yang mengakibatkan banyak rumah warga yang berada pada pelosok kota menerangi rumahnya pada saat malam hanya dengan menggunakan lampu pelita maupun lilin.
Namun, pada saat ini komponen untuk menyalakan lampu pelita sudah jarang dan harganya mahal. Penjualan lilin pun tidak terlalu banyak dan hanya berada di warung-warung tertentu saja. Hal inilah yang membuat rakyat pelosok terkadang bingung dan semakin kesusahan. Hal itu juga sangat terasa susah bagi pelajar, terutama pada saat ingin belajar pada malam hari.
Hal tersebut tak hanya berdampak pada warga pelosok kota saja, namun terkadang juga menjadi masalah pada warga perkotaan. Terutama pada yang tergolong biasa-biasa saja. Pada saat listrik padam secara tiba-tiba, biasanya warga tidak mempunyai alat penerangan. Hal ini disebabkan karena warga menganggap sebelah mata alat penerangan karena merasa dirinya hidup di sebuah kota yang listriknya jarang padam. Jadi apabila listrik telah padam, barulah mereka bingung untuk mencari suatu penerangan. Lilin atau lampu pelitapun biasanya hanya dapat bertahan sekitar 3 jam sesuai demgan kualitas atau bahan dari alat penerangan tersebut. Apabila alat penerangan tersebut telah padam, maka harus digantikan oleh yang baru pada lilin dan menambahkan bahannya pada lampu pelita untuk dapat melanjutkan penerangannya.
Maka untuk mengetahui alat pengganti lilin yang lebih efisiensi dan terjangkau oleh warga sehingga penulis mebuat alat yang bernama P-O Candle. P-O Candle yaitu P adalah Paper yang dalam bahasa Indonesia berarti kertas, O adalah Oil yang dalam bahasa Indonesia berarti minyak, dan Candle yang dalam bahasa Indonesia berarti Lilin. Jadi mengapa Alat ini diciptakan dengan nama seperti itu ? karena penulis ingin menggambarkan sebuah alat alternatif yang namanya mudah diingat. Adanya kata lilin pada alat kami bukan bermaksud alat ini menggunakan lilin, namun karena penulis ingin menghargai pencipta lilin tersebut. Karena berkat adanya lilin, sehingga penulis mendapatkan imajinasi untuk membuat alat alternatifnya. Dengan itu penulis menulis karya ilmiah yang berjudul “P-O Candle Sebagai Alternatif Pengganti Lilin”.
B. Rumusan Masalah
Beritik tolak pada latar belakang yang telah diutarakan maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.
1. Apakah kelebihan dari P-O Candle dibandingkan dengan lilin pada umumnya ?
2. Bagaimanakah cara pembuatan P-O Candle?
3. Apakah manfaat P-O Candle terhadap masyarakat terutama di pelosok kota ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka dapat diperoleh tujuan penelitian sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui kelebihan dari P-O Candle dibandingkan dengan lilin biasa pada umunya.
2. Untuk mengetahui cara pembuatan P-O Candle
3. Untuk mengetahui apa saja manfaat dari P-O Candle bagi masyarakat.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka dapat dituliskan manfaat peneltian karya sebagai berikut.
1. Sebagai alternatif baru pengganti lilin
2. Sebagai alat penerangan yang efisien baik dari segi bahan, alat, dan keamannya.
3. Sebagai salah satu upaya mengurangi pengeluaran masyarakat yang digunakan untuk membeli alat penerangan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
- Kajian Pustaka
1. Minyak Goreng
Definisi minyak yaitu suatu bentuk umum senyawa kimia yang tidak bisa bercampur dengan air, dan ia berada di dalam kondisi cair pada suhu biasa lingkungan. Bahan tersebut dikatakan juga sebagai hidrofobik atau lipofolik.
Minyak goreng umumnya berasal dari minyak kelapa sawit. Minyak kelapa dapat digunakan untuk menggoreng karena struktur minyaknya yang memiliki ikatan rangkap sehingga minyaknya termasuk lemak tak jenuh yang sifatnya stabil.
Beberapa minyak yang dipakai untuk menggoreng selain minyak kelapa sawit adalah minyak palm kernel, palm olein, palm stearin, dan Tallow. Selain itu terdapat juga minyak lain seperti minyak biji anggur, bunga matahari, kedelai, dan zaitun. Minyak-minyak ini kurang cocok apabila digunakan untuk menggoreng namun minyak-minyak ini memiliki kandungan asam lemak yang tinggi. (Herlina: 2002)
Minyak goreng dari kelapa berdasarkan kajian ilmiah adalah minyak goreng yang paling aman dan paling sehat. Kandungan asam lemak rantai sedang (middle chain fatty acid/MCFA) yang mencapai 92% adalah paling tinggi dibandingkan minyak sayur lainnya. MCFA ini dalam tubuh langsung diserap oleh dinding usus tanpa melalui proses hidrolisis ataupun enzimatik terlebih dahulu. Keuntungan lainnya adalah jika minyak kelapa digunakan untuk menggoreng, struktur kimianya tidak akan berubah sama sekali karena 92% jenis asam lemaknya sudah dalam bentuk lemak jenuh.(Lena : 2012)
2. Kertas
Kertas adalah barang baru ciptaan manusia berwujud lembaran-lembaran tipis yang dapat dirobek, digulung, dilipat, direkat, dicoret mempunyai sifat yang berbeda dari bahan bakunya. Kertas dikenal sebagai media utama untuk menulis, mencetak, dab melukis. Adanya kertas merupakan revolusi baru dalam dunia tulis menulis yang menyumbangkan arti besar dalam peradaban dunia. Sebelum ditemukan kertas, bangsa-bangsa dahulu menggunakan tablet dari tanah lempung yang dibakar (Arisudaryatno : 2010).
Meski demikian, disebut-sebut ada dua jenis kertas pada masa awal-awal persentuhan Indonesia dengan kertas, yaitu kertas tradisional dan kertas pabrik.
- Kerangka Pikir
Adapun awal diciptakannya alat ini yaitu berasal dari warga yang berada pada pelosokan kota yang masih tergolong minim terhadap listrik dan penerangan. Setelah terciptanya imajinasi, penulis pun bertekad membuat suatu alat alternatif yang efisien dan mudah terjangkau oleh warga. Setelah melakukan percobaan, akhirnya penulis pun menemukan 2 bahan yang sangat efisien yaitu kertas dan minyak goreng. Setelah semuanya telah terlaksana, akhirnya terciptalah sebuah alat alternatif pengganti lilin yang diberi nama “P-O Candel” .
Warga Pelosok
|
Alat Alternatif
|
Minyak Goreng
|
Kertas
|
P-O Candle
|
BAB III
METODE PENELITIAN
- Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif.
- Tempat dan Waktu Penelitian
Di rumah Moh. Dwika Maharditya JL. Abdullah DG. Sirua BTN Panakukang Indah Blok E1 No. 1, di rumah Muh. Izzad Kaisar JL. Darul Ma’arif No. 57 A, dan di rumah Muh. Fakhran Maizan di Perumahan dosen Unhas blok EC 17 Tamalanrea yang berlangsung selama 16 – 28 Januari 2012.
- Alat dan Bahan
Gunting,korek api atau korek gas, piring ataupun alat lain yang bisa digunakan sebagai penampang dan minyak goreng baru/bekas dan kertas baru/bekas
D. Prosedur Kerja
1. Tuangkan minyak goreng pada piring atapun alat lainnya yang dapat digunakan sebagai penampang. Takarannya yaitu ½ minyak goreng pada alat sesuai dengan ukuran alat.
2. Potong kertas sehingga membentuk lingkaran yang besar diameternya 1 ½ dari penampang. (lihat gambar 1&2 pada lampiran)
3. Lipatlah kertas sehingga membentuk 2 bagian, yaitu kertas yang berfungsi sebagai sumbu dan penyalur.
4. Masukkan dan tenggelamkan bagian kertas yang sebagai penyalur dan usahakan agar kertas yang berfungsi sebagai sumbu tidak tenggelam. (lihat gambar 3&4 pada lampiran)
5. Bakarlah sumbu menggunakan korek api atau korek gas. (lihat gambar 5 pada lampiran)
6. Untuk membuat percobaan yang tahan lama maka usahakan menggunakan penampang yang tahan akan panas (isolator).
E. Rancangan Percobaan
Penelitian dilakukan dengan rancangan percobaan observasi kualitatif. Hasil pembuatan P-O Candle selanjutnya diamati ukuran sumbu api, daya tahan penerangan, ukuran radius penerangan, efek penggunaan dan improvisasi bahan-bahan dan alat pembuatan P-O Candle dan kemudian dibandingkan dengan lilin pada umumnya.
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik observasi langsung, yaitu teknik yang dilakukan dengan mengamati dan mencatat secara sistematik unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala pada objek penelitian. Dalam melakukan penelitian, dilakukan pengamatan langsung di lapangan dengan menggunakan teknik catat.
2. Teknik catat. Teknik ini dilakukan dengan mencatat data hasil observasi
3. Teknik kepustakaan. Teknik yang digunakan dengan cara pengambilan data-data yang akan digunakan dalam penelitian bersumber dari literatur-literatur, buku, maupun sumber data yang diperoleh di luar dari hasil temuan lapangan yang masih relevan.
G. Teknik Analisis Data
Penelitian ini tergolong penelitian analisis deskriptif kualitatif. Oleh karena itu, semua data dan informasi yang telah dikumpul dideskripsikan secara objektif. Pada penelitian kali ini, analisis data akan dilakukan dengan cara melakukan beberapa percobaan tehadap alat dan bahan yang diteliti.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
- Hasil Penelitian
Tabel 1. Data perbandingan Lilin dan P-O Candle.
No.
|
Perbandingan
|
Lilin
|
P-O Candle
|
1
|
Ukuran Sumbu Api
(Tinggi/lebar)
|
1,7 cm/0,4 cm
|
2,2 cm/0,7 cm
|
2
|
Waktu Penerangan
|
3-4 Jam
|
5-6 Jam
|
3
|
Radius Penerangan
(Ukuran Kamar)
|
2 X 3 Meter
|
3 X 4 Meter
|
4
|
Efek Penggunaan
|
lelehan sisa lilin dan asap pembakaran
|
Abu Koran
|
Tabel 2. Data Percobaan dengan Memanipulasi Alat/Bahan Percobaan
No.
|
Alat / Bahan
|
Dampak Pada Percobaan
|
1.
|
kertas Koran
|
sumbu akan menyala agak lama
|
2.
|
Kertas Buku
|
sumbu akan menyala dengan cepat
|
3.
|
Kertas Marmer
|
sumbu akan menyala lebih cepat
|
4..
|
Piring Plastik
|
wadah akan memampat dan mengkerut
|
5.
|
Piring Kaca
|
wadah akan pecah saat 3-5 jam pemakaian
|
6.
|
Piring Porselin
|
wadah akan bertahan lebih lama sampai sumbu mati
|
Keterangan : Dapat pula memakai wadah yang lain selain piring dengan memperhatikan jenis wadah berdasarkan data di atas.
B. Pembahasan
Berdasarkan dari hasil penelitian diatas ternyata P-O Candle memiliki kemampuan yang lebih baik dari lilin. Dari segi, ukuran sumbu api ternyata P-O Candle memiliki ukuran api yang lebih besar daripada lilin. Hal ini terjadi karena ukuran P-O Candle bergantung dari ukuran sumbu api kertas yang akan dibakar. Jika sumbu kertas yang dibentuk besar maka hasil sumbu api juga akan besar. Artinya bergantung dari ukuran sumbu yang dibuat dan biasanya sumbu itu juga dapat bertambah besar saat membakar tapi, tidak sampai membakar minyak. Hal ini terjadi karena sumbu kertas yang dibentuk dapat menahan laju arus minyak ke sumbu kertas tersebut dan juga sifat minyak yang tidak mudah terserap oleh sumbu kertas karena memiliki sifat dan massa jenis berbeda dari air sehingga sumbu kertas bila dinyalakan apinya tidak akan mati.
Dari segi waktu penerangan, P-O Candle memiliki waktu yang lebih lama menyala daripada lilin. Hal ini terjadi karena lilin memakai tenaga dari parafin (badan lilin) dan membakarnya dengan cepat. Tapi, P-O Candle berbeda,P-O Candle hanya membakar sumbu api dan minyak sesedikit mungkin yang digunakan dan tidak akan membakar sumbu kertas yang tenggelam dalam minyak karena tertahan oleh aliran minyak dan kertas tersebut.
Dari segi radius penerangan P-O Candle lebih besar daripada lilin. Hal ini terjadi, karena ukuran dari sumbu api yang dibuat dan juga bentuk wadah yang agak cerah dan lebar yang memungkinkan pemantulan cahaya yang sangat cerah ke seluruh ruangan.
Dari segi efek penggunaan P-O Candle tidak memiliki efek hasil penggunaan karena asap pembakaran tidak terdapat dan minyak yang digunakan cukup minim dan kertas selembar dan dapat pula memakai minyak Jelatan (Minyak Bekas Masak) dan dapat digunakan berkali-kali. Karena P-O Candle itu hemat, cerdas dan efisien serta ramah lingkungan.
Pada tabel mengenai manipulasi alat dan bahan, dapat diperoleh kesimpulan bahwa untuk menghasilkan karya yang baik maka dapat digunakan kertas marmer dan piring porselin. Karena dalam pembuatan karya ini semakin tebal suatu kertas maka sumbu makin mudah terbakar karena kertas yang tebal tidak akan terlalu menyerap minyak lebih banyak dan bagi wadah jika menggunakan jenis benda porselin maka wadah akan mampu menahan minyak dan kertas yang panas dan juga porselin juga termasuk isolator sehingga bagian tepi luar wadah tidak panas dan dapat disentuh dan digunakan oleh tangan pengguna.
Berbeda dengan jenis plastik karena sifat plastik akan mengkerut jika menerima panas dari suatu zat sedangkan pada jenis kaca maka sifat kaca yang memuai oleh panas yang di terima menyebabkan kaca akan pecah dan menyebabkan minyak merembes keluar. Jadi, jika ingin membuat karya yang baik gunakan kertas yang tebal dan wadah berjenis porselin.
Dari segi manfaatnya ke masyarakat yaitu masyarakat tidak perlu lagi susah-susah membeli lilin atau alat penerangan lainnya, cukuplah dengan menggunakan gunting, kertas, minyak, piring dan korek api/gas sebuah alat penerangan yang praktis dan luar biasa sudah dapat diciptakan apalagi alat dan bahan pembuatan karya ini mudah sekali dijumpai dalam setiap rumah. Jadi tidak perlulah membeli alat penerangan malam atau pada saat mati lampu untuk menerangi, cukup dengan menggunakan P-O Candle sehingga saudara-saudara kita dipelosok kota sana yang minim listrik dan saudara kita di kota pada saat listrik padam yang ingin beraktifitas dan belajar dapat terealisasi berkat “kepahlawanan” P-O Candle.
Berdasarkan penelitian tadi ternyata P-O Candle memang memiliki keunggulan yang lebih baik dari lilin biasa. Karena dari ukuran sumbu api, lama waktu penerangan dan ukuran radius penerangan P-O Candle lebih baik dari lilin. Selain itu juga, P-O Candle itu lebih ramah lingkungan, hemat dalam penggunaan dan tingkat resiko kebakaran sangat minim karena P-O Candle tidak dapat membakar minyak di bawah sumbu yang ingin dibakar. Selain itu juga, bahan dan alat dari P-O Candle itu mudah didapat dengan harga alat/bahan yang murah dari setiap rumah dan dapat dipakai berkali-kali apalagi dapat menggunakan alat/bahan bekas. Kesimpulannya P-O Candle itu benar-benar dapat menjadi alternatif yang sangat berguna dalam mengganti lilin.
BAB V
PENUTUP
- Kesimpulan
Setelah melakukan beberapa percobaan, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut.
1. Kelebihan P-O Candle dibandingkan dengan Lilin pada umumnya yaitu memiliki keamanan dan mutu yang lebih baik dibandingkan dengan lilin pada umumnya. Hal ini dapat dilihat dari penjelasan pada Hasil Penelitian.
2. Cara pembuatan P-O Candle yaitu guntinglah kertas membentuk lingkaran, lalu tuangkan minyak kedalam wadah yang digunakan, setelah itu masukkan kertas yang telah digunting, dan nyalakan kertas menggunakan korek api/gas.
3. Manfaat P-O Candel terhadap masyarakat terutama pada pelosok desa yaitu mengurangi pengeluaran masyarakat dalam pembelian penerangan dan alat serta bahan yang digunakan tergolong mudah utntuk didapatkan. Alat ini dibuat bukan untuk menggantikan lilin sepenuhnya, namun hanya menjadi alternatif apabila persediaan lilin telah habis.
- Saran
1. Diharapkan bagi yang ingin membuat P-O Candle tetap berhati-hati dalam membuat alat walaupun resiko yang dihasilkan sangat minimum.
2. Diharapkan agar pembuat menggunakan penampang yang bersifat Isolator.
3. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya agar menyempurnakan karya ini.
DAFTAR PUSTAKA
Arisudaryatno.2010/Pengertian Kertas,Sejarah Kertas,Bahan-Bahan Kertas. http://arisudaryatno.blogspot.com/2010/03/pengertian- kertas.html/ diakses 17 Januari 2012.
Herlina N, Ginting M. Hendra S. 2002. Lemak dan Minyak. http://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_goreng/ diakses pada 17 Januari 2012
Lena.2012.KandunganMinyak.http://id.answers.yahoo.com/question/ index? qid=20080924024057AAPLXWv/ diakses pada 17 Januari 2012
keren ,, manfaat sekali :)
BalasHapusboleh liat lampirannya mas?
BalasHapus